This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Translation - Indonesian Langit lembayung yang tidak berujung.
Di sini tiada matahari maupun bulan, hanya sepancar sinar kuning yang redup, tidak terlihat apa pun.
Saat mengangkat kepala, langit lembayung ini dihiasi beberapa coretan kabut putih, bagai sebuah lukisan aneh dimensi lain yang tidak pernah menarik perhatianku.
Hal yang membuatku takut adalah betapa sunyinya tempat ini – tiada suara kicauan burung, tiada suara hembusan angin, tiada suara klakson mobil, tiada suara AC, tiada suara roda melewati jalan raya; suara satu-satunya adalah… suara yang melintasi pikiranku. Aku pun menepuk telingaku untuk memastikan bahwa gendang telingaku masih berfungsi, juga mengambil sebuah batu hanya untuk menjatuhkannya. Saat mendengar suara ‘kretek-kretek’, saking terharunya, aku ingin menangis, untuk membuktikan keberadaanku.
Ok, tarik napas dalam-dalam, pikirkan baik-baik… Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku bisa di tempat ini?
Aku ingat namaku adalah Sung Yu-an, 26 tahun, seorang aktor. Aku punya seorang ibu yang tidak pernah kuhubungi. Filmku yang sebelumnya baru saja tayang. Pasanganku yang sebelumnya adalah dia, yang sebelumnya lagi juga dia.
Sekali lagi aku menarik napas dalam-dalam.
Bagaimana caranya aku datang kemari? Apa yang terjadi?
Inilah hal yang membuatku kesal, karena aku sama sekali tidak bisa mengingatnya… seperti sebuah mimpi, kita tidak akan tahu bagaimana itu dimulai, juga tidak akan tahu apa yang terjadi semenit sebelumnya. Penderitaan hilang ingatan yang kutonton di dalam film, ternyata sungguh membuat orang gelisah. Aku memegang kepalaku dengan kedua tangan dan berteriak, berharap akan ada yang datang memberitahuku apa yang terjadi semenit sebelumnya. Tapi… di dalam [dimensi] ini hanya ada aku seorang, siapa yang bisa kutanya?
Yang bisa dipastikan adalah… pasti terjadi sesuatu padaku, dan seharusnya adalah hal yang sangat gawat. Penculikan, jatuh sakit, kehilangan akal sehat… aku memikirkan semua hal yang memungkinkan, tapi sama sekali tidak mendapatkan pencerahan.
Hanya tersisa sebuah kemungkinan, yaitu [kemungkinan yang tidak berani kupikirkan].
Hingga sekarang, aku masih tidak bisa memberanikan diri untuk memikirkannya, jadi mari kita abaikan saja.
Ok, aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan, yaitu kemungkinan terakhir yang tidak berani kupikirkan itu:
Sung Yu-an, sadarlah! Kamu sudah meninggal!
Chinese to Indonesian: 全职高手 第一章 General field: Art/Literary Detailed field: Poetry & Literature
Translation - Indonesian Chapter 0001 : Dewa yang Terusir
Klik, klik, klik. Tik tik.
Sepasang tangan yang lincah sedang mengendalikan keyboard dan mouse dengan lihai, suara ketukan yang kaya akan irama itu terdengar seperti sebuah lagu yang ringan. Secercah cahaya cemerlang terlintas di dalam layar, lawan pun tumbang diiringi percikan darah.
“Haha.” Ye Qiu tertawa kemudian mengambil ujung rokok yang bertengger di bibirnya. Abu rokok yang panjang sama sekali tidak terjatuh saat ia menggerakkan mouse dan mengetuk keyboard dengan mahir. Rokok yang diambilnya dalam sekejap dipadamkan di sebuah asbak berbentuk aneh yang berada di atas meja. Setelah itu, tangannya kembali ke keyboard dengan gesit, tetapi saat Ye Qiu hendak mengatakan sesuatu pada lawannya, pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh seseorang.
Ye Qiu tidak menolehkan kepalanya, seperti sudah lama menunggu tibanya saat ini dan hanya bertanya,” Sudah tiba?”
“Iya,” jawab Su MuCheng dengan singkat.
“Mari kita ke sana!” Ye Qiu menolak tantangan ulang dari lawan dan mencabut sebuah kartu dengan pelan dari alat masuk khusus Glory, sebuah permainan online. Sembari berjalan, ia mengambil jaket dari gantungan baju yang terletak di samping pintu.
Malam sudah cukup larut, tetapi klub Excellent Era masih terang benderang. Ye Qiu dan Su MuCheng keluar dari kamar dan berjalan hingga akhir lorong. Di sebelahnya adalah sebuah ruang rapat yang sangat luas, dindingnya dipenuhi oleh papan LED yang menunjukkan peringkat, catatan pertandingan, dan beberapa hitungan statistik dari Liga Profesional Glory.
Tim Excellent Era: peringkat ke-19, kedua dari terakhir.
Untuk tim andalan yang pernah memenangkan liga tiga kali berturut-turut, hasil ini sangat tidak sedap dipandang mata. Akan tetapi, untuk saat ini, hasil tersebut dipajang di atas dinding, seperti sedang mentertawai setiap orang yang melewatinya.
Suasana di dalam ruangan tersebut tidaklah suram, tetapi sebaliknya, terasa hangat. Para anggota tim Excellent Era sedang mengerumuni seseorang dengan wajah kagum. Mereka tidak menghiraukan Ye Qiu yang menapakkan kakinya ke dalam ruang rapat. Orang-orang yang melihatnya sekilas pun, melihat dengan pandangan dingin atau merendahkan.
“Ye Qiu, pihak klub sudah memutuskan untuk melantik Sun Xiang yang baru saja pindah kemari untuk menggantikan posisimu sebagai ketua tim, akun One Autumn Leaf juga akan dipegang olehnya.” Begitu kata manajer klub saat melihat Ye Qiu memasuki ruangan.
Tanpa membicarakannya terlebih dahulu ataupun mengatakannya secara halus, begitu Ye Qiu datang, ia langsung mendengar kabar yang amat sangat kejam dan tidak berperasaan seperti membuang segumpal tisu yang sudah dipakai.
Su MuCheng berniat membalas kata-kata itu, tetapi Ye Qiu menarik tangannya dengan pelan dan tersenyum padanya sambil menggelengkan kepala, bermaksud memberitahunya bahwa ia tidak merasa keberatan.
“Kak Ye, maaf, ya, begitu datang, langsung mengambil posisimu,” kata Sun Xiang dari kursi pertama pada sisi kiri meja rapat, tempat duduk yang dikhususkan untuk ketua tim Excellent Era, tempat yang seharusnya adalah milik Ye Qiu. Sun Xiang bahkan tidak menatapnya saat berbicara, ia bukan lagi bersikap merendahkan, tetapi sudah tidak menganggap Ye Qiu siapa-siapa. Ia lebih banyak menatap ke arah Su MuCheng yang masuk bersama Ye Qiu.
Memang benar, Su MuCheng yang disebut sebagai gadis tercantik di Liga Profesional Glory jauh lebih menarik daripada Ye Qiu. Sekalipun ia meninggalkan dunia olahraga elektronik dan terjun ke dalam dunia hiburan yang penuh dengan gadis cantik, tidak banyak yang bisa menandingi Su MuCheng. Bahkan, para anggota tim Excellent Era yang bertemu dengan Su Mucheng setiap hari pun terpana saat melihatnya masuk. Akan tetapi, mereka menenangkan diri dengan cepat karena saat ini ada orang yang lebih penting yang harus diperhatikan.
“Haha, Kak Xiang tidak perlu berkata seperti itu, tempat itu memang paling cocok untuk Anda.”
Mereka pun mulai berebut mengatakan hal yang meninggikan pendatang baru tersebut.
“Betul, seseorang sudah terlalu tua, sudah kelewatan zaman!”
“One Autumn Leaf justru harus dikendalikan oleh Anda, Kak Xiang, baru bisa menunjukkan kemampuannya yang sesungguhnya sebagai dewa perang.”
Inilah orang yang menjadi pusat perhatian setiap orang saat ini. Sun Xiang, pemain generasi baru yang sangat bertalenta dalam Liga Profesional Glory. Saat mulai ikut serta dalam liga tersebut tahun lalu, ia langsung mendapatkan panggilan Best Newcomer, statistik per orangannya tidak kalah dari MVP (Pemain Paling Berharga) pada musim yang sama.
Musim ini, Sun Xiang memimpin tim Conquering Cloud yang biasa-biasa saja dan menempati peringkat kedelapan dalam liga. Tim ini berkesempatan memasuki babak eliminasi, tetapi ia pindah ke Excellent Era yang amburadul. Semua itu karena meskipun kedudukan Excellent Era sangat amat buruk, Excellent Era memiliki akun yang dijuluki Dewa Perang dalam Glory: Battle Mage, One Autumn Leaf.
Anak muda yang baru berpartisipasi di liga tidak lebih dari dua tahun ini masih muda, tetapi para anggota tim Excellent Era sudah dengan tidak tahu malunya memanggilnya “Kakak”. Terlihat bahwa mereka sudah tahu bahwa Sun Xiang akan menjadi pemimpin mereka di tim Excellent Era. Sun Xiang menerima sanjungan itu dengan senang hati dan akhirnya melihat ke arah Ye Qiu, tetapi dengan pandangan meremehkan.
“Ye Qiu, serahkan kartu akun One Autumn Leaf pada Sun Xiang!” kata manajer klub.
Walau Ye Qiu sudah merelakannya, hatinya masih terasa sakit. Ye Qiu, One Autumn Leaf (Yi Ye Zhi Qiu), dari namanya saja, kita sudah bisa mengetahui hubungan Ye Qiu dengan akun ini. Ini adalah akun yang dibuatnya saat ia baru mulai memasuki dunia Glory. Sepuluh tahun, akun ini sudah menemani Ye Qiu selama sepuluh tahun penuh. Ia masih amatir pada saat itu, tetapi sekarang sudah menjadi pemain hebat yang menjadi pujaan setiap orang.
Battle Mage yang tidak ada apa-apanya pada saat itu juga sudah menjadi “Battle God” yang sangat terkenal di Glory. Akan tetapi, saat ia memasuki dunia profesional tujuh tahun lalu, One Autumn Leaf sudah sepenuhnya menjadi milik klub setelah menandatangani kontrak. Ye Qiu tahu bahwa suatu hari mereka akan berpisah dan hari itu pun akhirnya tiba.
Tangan Ye Qiu sedikit bergetar. Untuk seorang pemain profesional, tangan yang stabil adalah sebuah keharusan, tetapi sekarang untuk pemain berpengalaman yang sudah memiliki mental kuat seperti Ye Qiu, tangannya masih bergetar. Su MuCheng memalingkan kepalanya, ia tidak ingin melihat pemandangan ini, tetapi ia tidak berdaya.
Disertai dengan pandangan orang-orang yang tertawa atas penderitaannya, kartu akun One Autumn Leaf yang berwarna perak pun berada di depan mata Sun Xiang.
Dari dalam mata Sun Xiang, terlihat kegembiraan dan keserakahan. Alasan ia bergabung dengan Excellent Era yang sudah tidak sesukses dua tahun yang lalu adalah akun terhebat One Autumn Leaf ini. Beberapa tahun ini, performa pengguna asli One Autumn Leaf, Ye Qiu, cukup buruk dan sering berselisih dengan pihak klub. Sun Xiang percaya bahwa dirinya pasti dapat menggantikan Ye Qiu.
“Milikku!” Sun Xiang terdengar gembira saat mengambil kartu akunnya, tetapi ia merasakan sedikit perlawanan saat mengambil kartu tersebut. Sun Xiang merasakan ketidakrelaan Ye Qiu dan berkata sambil tertawa, “Kak Ye, lepaskan kartunya. Lihatlah tanganmu, bergetar sampai seperti ini. Bagaimana bisa sepasang tangan yang seperti ini memaksimalkan potensi Battle God? Biar aku saja! Aku akan membuat sebutan Battle God ini kembali terdengar di seluruh penjuru Glory. Kamu? Pensiun saja!”
Begitu Sun Xiang mengakhiri kalimat itu, ia merasakan pandangan tajam dari Ye Qiu yang terus terlihat tidak peduli dan sedikit tidak rela saat menyerahkan One Autumn Leaf. Ia menyadari bahwa kedua tangan Ye Qiu yang sedang bergetar pun tiba-tiba terhenti.
“Apakah kamu menyukai permainan ini?” tanya Ye Qiu tiba-tiba sambil menatap Sun Xiang.
“Apa?” jawab Sun Xiang terkejut.
“Kalau kamu menyukainya, perlakukan semua ini demi Glory—kejayaan, bukan untuk menyombongkan diri.”
“Apa maksudmu? Ini bukan urusanmu!” Sun Xiang mendadak salah tingkah. Saat ini, entah kenapa ia merasa berada di bawah Ye Qiu. Ia tidak dapat menerima perkataan Ye Qiu begitu saja. Ia datang untuk menggantikan Ye Qiu, juga untuk mendapatkan Battle God, One Autumn Leaf.
“Simpan dengan baik!” Saat Sun Xiang ingin membalas lebih lanjut, Ye Qiu sudah melepaskan kartu akunnya dan berkata begitu saja dengan sikap acuh tak acuh sambil bersiap-siap meninggalkan tempat itu.
“Ye Qiu!” Pada saat yang bersamaan, manajer tiba-tiba memanggilnya.
Ye Qiu menghentikan langkah, menolehkan kepalanya sedikit ke samping, dan mendengar manajer yang sudah berada di belakangnya berkata, “Sekarang klub masih belum punya akun kompetisi yang cocok untukmu. Sementara ini, jadilah rekan latihan untuk tim ini!”
Rekan latihan .... Seorang pemain hebat yang sempat menjuarai liga dan mendapatkan banyak penghargaan, sekarang harus turun derajat menjadi seorang rekan latihan.
Sun Xiang sangat tertarik dengan rencana ini dan langsung menyeletuk, “Kak Ye, dengan kemampuanmu, menjadi rekan latihan pasti tidak menjadi masalah, gelar rekan latihan nomor satu liga profesional Glory pasti akan menjadi milikmu!”
“Haha.” Meski diejek seperti itu, Ye Qiu masih bisa tertawa dan menatap ke arah manajernya. “Rekan latihan? Aku rasa tidak perlu, putuskan saja kontraknya!”
“Memutuskan kontrak? Apa kamu sendiri yang ingin mengajukan pemutusan kontrak?” Manajer mengatakannya dengan maksud tersembunyi.
“Betul, aku ingin memutuskan kontraknya.”
“Jangan gegabah!” Su MuCheng buru-buru datang menghalanginya.
Terdapat sebuah peraturan dalam liga bahwa selama kontrak masih berlangsung, kecuali karena alasan spesial, pihak yang mengajukan pemutusan kontrak harus membayar denda. Kontrak Ye Qiu dengan Excellent Era masih satu setengah tahun lagi. Jika memutuskan kontraknya secara sepihak, dendanya akan sangat besar. Namun, untuk Su MuCheng, hal yang lebih ditakutinya adalah kepergian Ye Qiu.
“Bos masih belum hadir. Tunggu Bos datang dulu saja!” Su MuCheng berharap Ye Qiu dapat berpikir dengan kepala dingin.
Ye Qiu melihat manajer yang menyeringai, ia tersenyum dengan paksa dan menggelengkan kepala. “MuCheng, apa kamu masih tidak mengerti? Yang ingin aku pergi dari sini adalah Bos. Keberadaanku sudah tidak berharga untuk klub ini, aku hanya akan dianggap memakan gaji buta.”
“Tidak, tidak mungkin, kemampuanmu tidak kalah dari orang lain,” kata Su MuCheng.
“Ini bukan hanya masalah kemampuan, ini adalah bisnis, dan aku tidak bernilai sama sekali dalam segi itu,” kata Ye Qiu.
“Seharusnya ada, tapi kamu yang memilih untuk menyerah.” Manajer tiba-tiba menambahkan dengan dingin.
“Betul, ini adalah pilihanku,” kata Ye Qiu.
Liga Profesional Glory sekarang berlangsung dengan sangat lancar, sponsor pun tidak terhitung jumlahnya. Para pemain hebat dalam liga tentu menerima banyak tawaran iklan dan sponsor. Namun, sebagai pemain yang paling hebat, Ye Qiu menolak semua tawaran itu. Bahkan, wawancara dan konferensi pers pun ditolaknya. Ia seperti warganet zaman dahulu, menyembunyi identitas di dalam dunia maya.
Klub sangat tidak senang akan kelakuannya. Bagi mereka, Ye Qiu bagaikan gunung emas yang tidak bisa menghasilkan apa-apa. Mereka dapat menahan diri selama ini karena kemampuan Ye Qiu benar berada di atas seluruh pemain lain dan ia membawakan kejayaan serta popularitas bagi klub. Akan tetapi, hasil yang didapatkan dalam liga sudah tidak seperti dahulu kala.
“Komersialisasi liga membuat kita dapat bertahan hidup, tapi sekarang ….” Ye Qiu tidak bisa melanjutkannya, ia juga tidak tahu apakah perkembangan yang seperti ini adalah hal yang baik atau buruk.
Liga yang sekarang ternodai oleh uang. Prioritas bos tiap klub adalah mendapatkan keuntungan terbanyak dengan timnya. Ye Qiu merindukan liga yang baru saja dibuat, setiap tim bermain karena mencintai permainan tersebut dan bertempur demi kejayaan. Namun, sekarang, mereka hanya mengharapkan keuntungan yang datang bersamanya.
Su MuCheng berhenti berbicara, ia telah berada di sisi Ye Qiu sejak awal. Ia juga adalah pemain veteran hebat yang menyaksikan segalanya. Matanya basah dengan air mata. Ia mengerti, Ye Qiu benar-benar mau meninggalkan tempat ini. Menghalanginya hanya akan membuatnya lebih menderita.
“Kalau begitu, aku—”
“Tidak perlu.” Ye Qiu memotong Su MuCheng sambil tertawa, ia tahu apa yang ingin dikatakan Su MuCheng. “Tenang saja, aku masih belum pasrah. Suatu saat nanti, aku akan kembali.”
“Bagus, kamu memang Ye Qiu yang kukenal, pantang menyerah. Mari kita bicarakan masalah denda pelanggaran kontrak ini! Sejujurnya, kamu sudah banyak berjasa untuk Excellent Era selama ini. Kalau kamu memang ingin pergi, mari kita bernegosiasi.”
“Katakan saja, apa syarat kalian?” tanya Ye Qiu.
“Syaratnya sangat mudah, kamu hanya perlu mengumumkan bahwa kamu akan pensiun,” kata manajer.
“Pensiun! Syarat macam apa ini?” Su MuCheng sangat marah.
Ye Qiu sekarang 25 tahun, untuk para pemain profesional olahrara elektronik, umur ini sudah tergolong tua, pensiun pada umur ini memang sudah wajar. Namun, Ye Qiu baru saja menyatakan bahwa ia masih tidak ingin menyerah. Manajer Excellent Era pasti sengaja mengajukan syarat seperti ini.
Pemain yang sudah pensiun tentu saja tidak berhak mengikut kompetisi profesional. Walau masih bisa kembali setelah pensiun, peraturan liga profesional Glory menyatakan bahwa pemain yang pensiun hanya boleh kembali bermain setelah genap satu tahun. Peraturan ini dibuat untuk menghindari orang yang menyalahgunakan alasan pensiun untuk gonta-ganti tim.
Ye Qiu sudah berada pada akhir masa profesionalnya, setiap hari sangatlah berharga, tetapi sekarang ia harus menyia-nyiakan satu tahun. Setahun kemudian, sekalipun ia kembali, dengan umur yang tergolong tinggi dan kondisi yang sudah satu tahun tidak bermain secara professional, akan sulit untuk memastikan apakah ada tim yang mau menerimanya meski ia sangat terkenal. Ye Qiu juga memiliki sebuah kelemahan yang pasti: tidak berpartisipasi dalam kegiatan bisnis.
Ini terlihat seperti syarat yang tidak mungkin diterima, tetapi Ye Qiu menganggukkan kepala. ”Aku setuju.”
“Apa kamu sudah gila?” Su MuCheng terkejut.
“Sudah terus-menerus bermain sampai selama ini, apa jeleknya istirahat satu tahun?” Ye Qiu tertawa.
“A-apa yang sebenarnya kamu pikirkan?” Su MuCheng tidak dapat mengerti.
“Tidak apa.” Ye Qiu berbalik, manajer sudah menyodorkan beberapa dokumen yang telah dipersiapkannya. Ye Qiu pun tertawa saat melihatnya. Persiapannya matang sekali! Sambil berpikir seperti itu, Ye Qiu menandatangani namanya.
Sebentar lagi sudah akan pergi ….
Untuk terakhir kalinya, Ye Qiu melihat tempat yang ia tinggali tujuh tahun terakhir lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.
“Aku akan mengantarmu.” Su Mucheng adalah satu-satunya orang yang mengikutinya.
More
Less
Experience
Years of experience: 5. Registered at ProZ.com: Feb 2020.